Dalam dekade terakhir, para ilmuwan telah berulang kali berhipotesis bahwa sumber mitokondria DNA (mtDNA) untuk semua manusia hidup hari ini adalah mitokondria Hawa. Dia diyakini telah hidup sekitar 140.000 tahun yang lalu di Afrika. Ada juga hipotesa 'Y-kromosom Adam', yang berhipotesis bahwa sumber Y-DNA setiap orang hidup itu Adam. Dia juga diyakini telah hidup di Afrika, tetapi baru-baru, antara 60.000 dan 90.000 tahun yang lalu. Dengan demikian, mitokondria Hawa dan Y-chromsomal Adam tidak beberapa - mereka bukan sumber dari semua materi genetik manusia di planet ini hari ini. Sebaliknya, semua merujuk pada istilah pendiri mtDNA dan Y-DNA masing-masing (Blaine Bettinger, 2007).
Adam kromosom-Y
Adam kromosom-Y (Y-chromosomal Adam; Y-MRCA) dalam genetika manusia adalah suatu nama hipotesis yang diberikan kepada "nenek moyang bersama paling baru" (Most Recent Common Ancestor; MRCA) dari mana semua orang yang hidup sekarang diturunkan secara patrilineal (ditelusuri kembali hanya dari garis bapak dalam silsilah keluarga, karena kromosom-Y hanya ada pada pria). Namun julukan ini tidak secara permanen diberikan kepada satu orang tertentu.
Adam kromosom-Y dinamai menurut manusia pertama dalam Alkitab yaitu Adam, tetapi tidak dianggap bahwa pemegang kromosom ini bukanlah satu-satunya manusia laki-laki yang hidup pada zamannya [Takahata, N., 1993].
Laki-laki lain pada zamannya dapat saja mempunyai keturunan yang masih hidup sekarang, tetapi bukan melalui keturunan patrilineal saja. Usia Y-MRCA telah diperkirakan berbeda-beda pada 188.000 tahun (Hammer MF., 1995), 270.000 tahun (Dorit RL, Akashi H, Gilbert, W., 1995) 306.000 tahun (Huang W, Fu. et.al. 1998) dan 142.000 tahun (Cruciani, et.al., 2011) Sebuah makalah yang diterbitkan pada bulan Maret 2013 melaporkan perkiraan tertua 338.000 tahun (Mendez, et.al., 2013)
Kemudian dua laporan bersamaan pada bulan Agustus 2013 memberi perkiraan lebih muda, yang satu 180.000 sampai 200.000 tahun, (Francalacci P, et.al, 2013) dan yang lain, berdasarkan urutan genome dari sembilan populasi berbeda, menunjukkan antara 120.000 dan 156.000 tahun (Poznik GD, et.al 2013).
Secara analog dengan Adam kromosom-Y, Eva mitokondria adalah penemuan dari mana semua orang hidup diturunkan dari garis ibu (matrilineal), yang diperkirakan hidup 140.000 sampai 200.000 tahun lalu di Afrika. Perkiraan ini didasarkan atas pewarisan mtDNA melalui ibu.
Secara teori, tidak perlu diyakini bahwa Adam kromosom-Y da Eva mitokondria hidup pada waktu yang sama (Dawkins, 2005 dan Blaine Bettinger, 2007) Namun, penemuan terakhir pada tahun 2013 memberi kemungkinan bahwa kedua orang ini dapat saja hidup pada zaman yang sama (Cann, R.L., 2013)
Eva/Hawa Mitokondria
"Eva mitokondria" (atau Hawa mitokondrial/Mitochondrial Eve), di bidang genetika manusia, adalah julukan yang diberi ke moyang bersama yang terkini lewat garis matrilineal (garis ibu atau"MRCA", most recent common ancestor).
Dengan kata lain, wanita yang dijuluki demikian adalah moyang dari semua manusia yang hidup saat ini (disamakan dengan Hawa, nama perempuan pertama menurut Kitab-kitab suci agama Samawi), dari sisi ibu, dan dari ibu ke ibu, mundur ke masa lampau sampai semua garis keturunan bertemu pada satu orang.
Di dalam setiap orang, semua DNA mitokondria (mtDNA) turun dari mtDNA orang tersebut karena mtDNA setiap orang diturunkan ke anaknya tanpa kombinasi ulang.
Sebagaimana "Adam kromosom-Y", Eva mitokondria, juga nama yang diberi kepada moyang bersama lewat garis ibu bukan ayah atau patrilineal. Menurut penemuan terakhir tahun 2013, kedua orang ini kemungkinan hidup pada zaman yang sama. Dalam garis yang menuju ke MRCA, setiap moyang dari orang yang hidup kini memiliki saudara seangkatan, kakak dan adik sekandung Boleh jadi ada lebih dari satu MRCA yang lahir pada hari yang sama. Namun mereka dipandang sebagai satu MRCA secara keseluruhan.
Pada umumnya, Eva mitokondria diperkirakan hidup sekitar 200.000 tahun lalu [University of Leeds, 2009], kemungkinan paling besar di Afrika Timur [Your Genetic Journey' - The Genographic Project], saat Homo sapiens ("anatomically modern humans" atau "manusia modern dari segi anatomi") sedang berkembang sebagai manusia yang terpisah dari sub-spesies manusia lain.
Eva mitokondria hidup jauh lebih dini dari pada apa yang disebut sebagai "Out-of-Africa migration", yang diperkirakan terjadi antara 95.000 dan 45.000 tahun lalu [Endicott, P; Ho, SY; Metspalu, M; Stringer, C, 2009]. Penentuan tarikh hidup "Eva" ini menolak hipotesa "asal-usul multiregional manusia modern" (teori yang menganggap bahwa "manusia modern" muncul di lebih dari satu tempat di dunia), dan mendukung hipotesa bahwa manusia modern muncul pada saat yang tidak terlalu jauh pada masa lampau di Afrika, kemudian menyebar dari Afrika dan menggantikan manusia yang lebih "purba" seperti Neanderthal.
Dengan demikian, hipotesa "Out-of-Africa", yang di kalangan peneliti disebut "asal-usul manusia modern dari Afrika", adalah yang dominan. Asal usul manusia modern dari Afrika adalah model yang kini paling diterima dalam paleoantropologi untuk menggambarkan asal usul dan penyebaran dini manusia modern (William A. Haviland; Harald E. L. Prins; Dana Walrath; Bunny McBride, 2009). Teori ini disebut model (Recent) Out-of-Africa ("keluar dari Afrika"), atau dalam dunia akademis disebut model Recent single-origin hypothesis aatau RSOH ("hipotesa asal usul tunggal yang baru"), Replacement Hypothesis ("hipotesa penggantian") dan Recent African Origin atau RAO ("asal usul dari Afrika yang baru").
Kaitan dengan Hawa dalam Kitab Suci Penelitian mengenai mtDNA yang mengindikasikan bahwa semua wanita berasal dari satu orang wanita yang disebut "Eva mitokondria" ini tidak membuktikan bahwa wanita itu satu-satunya yang ada pada zaman itu, tetapi konsisten dengan pandangan bahwa semua orang diturunkan dari satu wanita ini, yang dalam agama Samawi dikenal dengan nama Hawa. [Dr. Carl Wieland, 2006]
Analisis tingkat kecepatan mutasi yang terbaru mengindikasikan bahwa nenek moyang ini hidup pada zaman penciptaan Hawa menurut perhitungan sejumlah tokoh kreasionisme. Perkiraan masa hidup Eva mitokondria didasarkan pada asumsi "jam molekuler" (‘molecular clock’), yang dikalibrasi dengan anggapan proses evolusi yang berlangsung jutaan tahun. Kecepatan ini setelah dicocokkan dengan keadaan alam yang nyata menunjukkan kecepatan yang lebih tinggi dari apa yang diyakini selama ini, bahkan dapat menyusutkan zaman hidupnya Eva mitokondria sampai puluhan ribu tahun lalu (Loewe, L. and Scherer, S., 1997).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar